Selasa, 16 Juli 2013

Sekolah Anak Jalanan Master di Depok Terancam Digusur

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/13/1638287/Sekolah.Anak.Jalanan.Master.di.Depok.Terancam.Digusur


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Masjid Terminal (Master) yang berlokasi di dalam Terminal Depok, Jawa Barat terancam digusur. 

Penggagas Sekolah Master, Nurokhim, mengatakan sebagian lahan bangunan sekolah untuk anak jalanan dan kaum duafa itu akan terkena dampak rencana pembangunan bangunan pusat perbelanjaan. 

Beberapa bangunan seperti masjid milik sekolah, bangunan TK, SMP, kios usaha, dapur umum dan bangunan lainnya di lahan sekitar 2000 meter persegi terancam rata dengan tanah. 

"Informasi yang saya dengar akan dibangun Pusat Grosir Depok atau PGD. Nanti ada apartemen dan hotelnya. Mungkin nanti bisa dikroscek lagi," kata Nurokhim, saat ditemui di kantornya di Sekolah Master, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013). 

Rencana penggusuran ini sendiri menurutnya akan berdampak pada kegiatan pendidikan anak-anak yang bersekolah di sana. 

Mendengar akan ada penggusuran, kata Nurokhim, orangtua dan anak murid yang bersekolah di sana pun mengkhawatirkan kelanjutan pendidikan mereka. "Mereka sedih, bingung dan khawatir ini kalau terjadi," ujar Nurokhim. 

Terkait kejadian ini sendiri pihaknya sudah menyampaikan kepada Wali Kota Depok. Namun, hal tersebut belum ada perkembangan berarti. 

"Wali Kota kurang serius menanggapinya. Artinya tidak dianggap prioritas. Wali Kota (Depok) menyerahkan ke saya. Bahasanya, terserah saya. Karena memang secara tata ruang ini mendekati final. Dari gambar tender sudah kena," ujar Ketua Dewan Pembina Sekolah Master itu. 

Nurokhim tidak membantah bahwa dari lahan seluas 6000 meter persegi itu, 2,000 meter perseginya di antaranya merupakan milik pemda. Di lokasi milik pemda itulah yang menurut informasi akan dibangun pusat perbelanjaan itu. 

Ia mengatakan pihaknya siap untuk berkompromi mengenai hal tersebut. Pasalnya, lokasi sekolah itu menjadi strategis bagi pelajar yang bersekolah di sana. 

"Jangan sampai ini digusur. Karena letaknya yang di tengah kota sehingga biaya transportasi murah dan jarak juga dekat," ucapnya. 

Pada tahun ajaran baru 2013 ini, ada sekitar 3000 orang anak yang mendaftar di Sekolah Master dengan 115 tenaga pengajar dari berbagai kalangan. 

Sekolah Master menyediakan tingkat pendidikan dari mulai jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), Paket A atau setara SD, Paket B atau setara SMP, dan paket C atau setara SMA. Di sana, anak-anak kurang mampu dan anak jalanan bisa mendapatkan pendidikan. 

Selama ini bantuan dari pemerintah, dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan, dan sumbangan masyarakat bisa menopang kelangsungan sekolah yang didirikan pada tahun 2000 itu.
Editor : Kistyarini









Senin, 08 Juli 2013

10 Kiat Puasa Pertama untuk si Kecil

Yuk jadikan puasa lebih seru untuk dijalani oleh si kecil

@tabloidNova

1. Keluarga yg sdh mempunyai tradisi puasa, akan sangat bagus jika anak diikutsertakan tnp harus memaksa, jelaskan jg makna puasa.

2. Berikan semangat kpd anak dgn memberikan penghargaan jika ia berpuasa. Hadiah tdk harus mahal/besar, bisa dlm bentuk pujian.

3. Saat anak merengek krn lapar, alihkan perhatiannya dgn mengajak bermain, membaca atau mewarnai.

4. Berikan suasana berbeda yg menyenangkan saat puasa, misalkan: menyediakan menu takjil yg istimewa.

5. Jelaskan kpd anak kl sejak kecil sdh terbiasa puasa, akan lbh mudah menjalani puasa saat besar nanti.

6. Kurangi kegiatan anak yg terlalu aktif / menguras tenaga. Jadi mulailah mengatur manajemen wkt yg baik.

7. Nikmati saat berbuka puasa dgn cara sederhana tp mengena di hati. "Minuman ternikmat saat berbuka adlh segelas teh manis."

8. Ada anak yg sangat sulit sahur krn tak biasa makan pagi, jd buatkan saja teh manis hangat & biskuit atau lauk yg mereka sukai.

9. Usai menjalankan puasa selama 1 bln, ajak anak bersilahturahmi ke rumah nenek & kakek. Disana anak bs kumpul bersama keluarga.

10. Tanamkan kpd anak bahwa baju lebaran tdk harus baru. Cara ini akan mengajarkan kpd anak untuk tdk konsumtif.

Demi Anak-anak atau.....

"Demi Anak-anak"; Alasan Para Ortu Untuk Boros |

  • "Demi anak2" seringkali jadi alasan para ortu untuk boros. 4 pengeluaran paling boros "demi anak": diapers, susu, mainan, sekolah.
  • Yg merasa punya pengeluaran besar tuk diapers, coba cek lagi deh brp usia anak & sudahkah lakukan potty training? Lbh sehat & hemat.
  • Anak 1,5-2 thn sdh bisa potty training... Kalo sdh 2thn+ msh pake diapers juga, mboros mbanget.
  • Yg merasa pengeluarannya besar sekali tuk beli susu anak, jgn mau termakan iklan. Perbaikan pola makan lbh penting daripada susu yg mahal.
  • Anak di atas 2thn itu sdh TDK WAJIB susu setiap hari selama pola makannya bagus. Jadi kalo msh beli susu berkilo2... mboros mbanget.
  • Yg merasa keluar uang besar tuk mainan/rekreasi anak.... coba cek lagi, yg mereka perlukan itu mainannya atau waktu berkualitas dgn ortunya?
  • Luangkan waktu berkualitas dgn anak, jauh lbh penting daripada mainan mahal yg hrs dicicil berbulan2 dgn menambah jam kerja di kantor :(
  • Yg merasa harus keluar uang buwanyak buwanget buat sekolah, les, dll.... coba tanya anaknya apkh mrk makin senang? atau makin stress?
  • Klo anaknya malah tambah stress dgn yg kita sebut sbg pendidikan, ortunya juga makin stress krn bayarnya mahal... apa bkn boros tuh namanya?
  • Alasan "Kasian anak klo gak minum susu" atau "gue males bujukin anak makan yg bener"...?
  • Alasan "kasian klo gak dibeliin mainan" atau "biar dia maen sendiri, gue males ngajak maen bareng" ....?
  • Alasan "kalo gak sekolah di situ ntar gak pinter" atau "sekolahnya yg pulangnya lama + les2 biar gak lama nungguin ortunya pulang" ...?
Aybun, yuk sama-sama perbaiki gaya berpikir membesarkan anak-anak. Sifat konsumtif ini akan turun temurun bila tidak segera diatasi. Karena itu mulai besok, ayo kita niatkan hati, sepenuhnya bekerja untuk kesejahteraan keluarga dan memberi manfaat pada masyarakat.